Jumat, 07 Desember 2012

Hak dan Kewajiban Dasar HAM dalam Pancasila---Lanjutan

 Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia
¡  Munculnya Penjajah Asing
ž  Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Jepang
ž  Kehidupan bangsa Indonesia mulai mengalami penindasan dan penderitaan sebagai bangsa terjajah
¡  Perlawanan-perlawanan Fisik di Tanah Air
ž  Sultan Agung (Mataram 1645)
ž  Sultan Agung Tirtayasa dan Kiai Tapa (Banten sekitar 1650)
ž  Sultan Hasanudin (Makasar 1660)
ž  Untung Suropati dan Trunojoyo (Jawa Timur 1670)
ž  Ibn. Iskandar (Minangkabau 1680) dan Imam Bonjol (Minaukabau 1822-1830)
ž  Badaruddin (Palembang sekitar 1817)
ž  Jelantik (Bali 1850)
ž  Pangeran Antasari (Kalimantan 1870)
ž  Anak Agung Made (Lombok sekitar 1895)
ž  Iskandar Muda (Aceh 1635) serta Teuku Umar, Teuku Cik di Tiro dan Cut Nya’ Din (Aceh 1873 – 1904)
ž  SiSingamangaraja (Batak 1900)
žSejarah Perkembangan HAM di Indonesia
¡  Munculnya Pergerakan-Pergerakan Perlawanan Non Fisik
ž  Pendidikan dan Sosial dipelopori Budi Utomo (20 Mei 1908 = Awal Kebangkitan Nasional)
ž  H.O.S. Tjokroaminoto (Pendiri Syarekat Islam 1911)
ž  Douwes Dekker, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantoro) dan Tjipto Mangunkusumo (Pendiri dan Tokoh Indische Partij 1912)
ž  Tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) dipelopori Muh.Yamin, Kuntjoro Purbopranoto, Wongsonegoro, dll:
ž  Satu Tanah Air
ž  Satu Bangsa
ž  Satu Bahasa
¡  Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan diri menjadi bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat
ž  “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.  Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. 
ž  Jakarta 17 Agustus 1945, Atas nama bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta.
žSejarah Perkembangan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan INDONESIA
¡  Tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya UUD Republik Indonesia (UUD 1945)
ž  Terwujudnya perangkat hukum negara
ž  Terwujudnya perangkat hukum sebagai jaminan hak-hak asasi dasar/asasi manusia Indonesia dan kewajiban-kewajiban yang bersifat dasar/asasi
ž  Pembukaan UUD 1945 memuat hak-hak asasi yang bersifat umum (Hak Bangsa) dan tidak bersifat individu
¡  UUD 1945:
ž  Alinea Pembukaan UUD 1945
ž  “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa …”
ž  Batang Tubuh
ž  Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28, Pasal 29 ayat (1), Pasal 30 ayat (1), Pasal 31 dan Pasal 34
žSejarah Perkembangan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan INDONESIA
¡  Pergantian Konstitusi Negara Indonesia
ž  Konstitusi RIS (1949)
ž  UUDS (1950)
ž  Dirancang oleh Soepomo dengan mencontoh Piagam PBB tentang HAM yang berisikan 30 pasal (The Universal Declaration of Human Rights 1948)
¡  Konferensi Asia Afrika (KAA 1955)
ž  Dasasila Bandung
ž  Pasal pertama memuat pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia
¡  Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959 dalam Kepres RI No.50/1959, LNRI No.75/1959
ž  Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan UUDS 1950 tidak berlaku lagi
ž  Hak-hak asasi yang berlaku ialah yang terdapat dalam UUD 1945
¡  Tahun 1959 – 1965 terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 oleh ORDE LAMA
ž  Adanya paham NASAKOM
ž  Munculnya pemberontakan G-30 S/PKI
žSejarah Perkembangan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan INDONESIA
¡  ORDE BARU sebagai Koreksi total terhadap ORDE LAMA
ž  Paham HAM dituangkan dalam beberapa Undang-Undang
ž  UU No.14/1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
ž  UU No.8/1981 tentang KUHAP
ž  UU No.5/1986 tentang Peradilan Administrasi Negara
ž  UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
ž  UU No.7/1989 tentang Peradilan Agama
ž  Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM) melalui Keppres RI No.50/1993 tanggal 7 Juni 1993
ž  Tujuan KOMNASHAM:
ž  Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945
ž  Meningkatkan perlindungan HAM guna mendukung terwujudnya pembangunan nasional
ž  Kegiatan KOMNASHAM:
ž  Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai HAM
ž  Mengkaji instrumen PBB tentang HAM
ž  Memantau dan menyelidiki pelaksanaan HAM
ž  Mengadakan kerjasama regional dan internasional dalam rangka memajukan dan melindungi HAM
žSejarah Perkembangan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan INDONESIA
¡  ORDE REFORMASI
ž  Undang-Undang No.9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
ž  Disahkan tanggal 26 Oktober 1998
ž  Dimuat dalam LNRI No.181 Tahun 1998
ž  Ketetapan MPR-RI No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
ž  Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
ž  Disahkan tanggal 23 September 1999
ž  Dimuat dalam LNRI No.165 Tahun 1999

PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA DALAM NEGARA PANCASILA
žHAM dalam Negara Pancasila
¡  HAM dipandang penting dengan menempatkan manusia sesuai dengan Kodrat, Harkat dan Martabatnya
¢  Kodrat Manusia
  Keseluruhan sifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan atau bakat-bakat alami, kekuasaan, bekal dan disposisi yang melekat pada keberadaan/eksistensi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial ciptaan Tuhan YME
¢  Harkat Manusia
  Nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemampuan-kemampuan cipta, rasa dan karsa, kebebasan, hak-hak serta kewajiban-kewajiban asasi
¢  Martabat Manusia
  Kedudukan luhur manusia sebagai makhluk Tuhan lainnya di dunia, karena manusia adalah makhluk yang berakal budi, sehingga manusia mempunyai martabat tinggi
¢  Derajat Manusia
  Kodrat tingkat kedudukan atau martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki bakat, kodrat, kebebasan, hak-hak dan kewajiban-kewajiban asasi
žKetetapan MPR-RI No.XVII/MPR/1998 sangat penting dan strategis:
¡  Mengandung Amanat Penugasan kepada:
¢  Lembaga-lembaga Tinggi Negara dan seluruh Aparatur Pemerintah
  Untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai HAM kepada seluruh masyarakat
¢  Presiden RI and DPR-RI
  Untuk meratifikasi berbagai instrumen PBB tentang HAM, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945
¢  KOMNASHAM yang ditetapkan dengan Undang-Undang
  Untuk melaksanakan penyuluhan, pengkajian, pemantauan, penelitian dan mediasi tentang HAM
¡  Memuat susunan sistematika naskah HAM
¢  Pandangan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi Manusia
¢  Piagam Hak Asasi Manusia
žSusunan Sistematika Naskah Hak Asasi Manusia
¡  Pandangan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi Manusia
¢  Pendahuluan
¢  Landasan
¢  Sejarah, Pendekatan dan Substansi
¢  Pemahaman HAM bagi Bangsa Indonesia
¡  Piagam Hak Asasi Manusia
¢  Pembukaan, terdiri atas 7 alinea
¢  Batang Tubuh, terdiri atas 10 bab dan 44 pasal
  Bab I   : Hak Untuk Hidup     (Pasal 1)
  Bab II  : Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan         (Pasal 2)
  Bab III            : Hak Mengembangkan Diri    (Pasal 3 s/d 6)
  Bab IV            : Hak Keadilan            (Pasal 7 s/d 12)
  Bab V  : Hak Kemerdekaan    (Pasal 13 s/d 19)
  Bab VI            : Hak Atas Kebebasan Informasi        (Pasal 20 s/d 21)
  Bab VII           : Hak Keamanan         (Pasal 22 s/d 26)
  Bab VIII         : Hak Kesejahteraan    (Pasal 27 s/d 33)
  Bab IX            : Kewajiban     (Pasal 34 s/d 36)
  Bab X  : Perlindungan dan Pemajuan             (Pasal 37 s/d 44)
žUndang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
¡  Terdiri dari 11 bab dan terperinci dalam 106 pasal
¢  Bab I   : Ketentuan Umum     (Pasal 1)
¢  Bab II  : Asas-asas Dasar        (Pasal 2 s/d 8)
¢  Bab III            : HAM dan Kebebasan Dasar Manusia          (Pasal 9 s/d 66)
¢  Bab IV            : Kewajiban Dasar Manusia    (Pasal 67 s/d 70)
¢  Bab V  : Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah           (Pasal 71 s/d 72)
¢  Bab VI            : Pembatasan dan Larangan    (Pasal 73 s/d 74)
¢  Bab VII           : Komisi Nasional HAM         (Pasal 75 s/d 99)
¢  Bab VIII         : Partisipasi Masyarakat          (Pasal 100 s/d 103)
¢  Bab IX            : Pengadilan HAM      (Pasal 104)
¢  Bab X  : Ketentuan Peralihan  (Pasal 105)
¢  Bab XI            : Ketentuan Penutup   (Pasal 106)
žPerubahan Kedua UUD-RI Tahun 1945, tanggal 18 Agustus 2000
¡  Mencantumkan ketentuan HAM dalam Bab XA
¢  Judul : Hak Asasi Manusia Pasal 28A s/d 28J

0 comments:

Posting Komentar