Jumat, 07 Desember 2012

Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia---Lanjutan

FALSAFAH PANCASILA
žFalsafah dalam arti produk :
¡  Pancasila sebagai pandangan hidup
žFalsafah dalam arti praktis:
¡  Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanapun mereka berada.
žPancasila sebagai falsafah hidup Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Bangsa Indonesia
žPrinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa Indonesia yang berkembang akibat usaha bangsa dalam mencari jawaban atas persoalan-persoalan esensial yang menyangkut makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia.
žMakna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia,  meliputi antara lain:
¡  Alam semesta seperti:
ž  bagaimana alam ini terbentuk,
ž  bagaimana hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam alam semesta
¡  Manusia dan kehidupannya:
ž  siapa sebenarnya manusia itu,
ž  dari mana asalnya dan kemana kembalinya,
ž  bagaimana  hubungan manusia dengan manusia lain, dengan masyarakat, dan dengan Pencipta manusia dsb.
¡  Nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi NORMA-NORMA yang mengatur kehidupan, seperti nilai-nilai tentang:
ž  baik dan buruk,
ž  benar dan salah,
ž  berguna dan tidak berguna,dsb.
žPancasila yang merupakan falsafah hidup Bangsa Indonesia mengandung NILAI-NILAI dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa beradab.
žNilai-Nilai Dasar Yang dimaksud :
¡  Nilai Ketuhanan,
¡  Nilai Kemanusiaan,
¡  Nilai Persatuan,
¡  Nilai Kenyataan,
¡  Nilai Keadilan Sosial
žBagi Bangsa Indonesia Rumusan setepatnya dari pada nilai-nilai dasar tersebut termuat dalam alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945
¡  Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-hirarkis
¡  Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan maupun ditukar tempatnya.
žNilai (dlm bahasa Inggris : Value) adalah termasuk pengertian Filsafat
žPurnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto:
¡  Pada hakikatnya nilai adalah sesuatu yang diinginkan (positif) atau sesuatu yang tidak diinginkan (negatif).
žMenilai mengandung arti Menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu, dan selanjutnya mengambil keputusan;
žMenilai dapat berarti menimbang dan memperbandingkan sesuatu dengan sesuatu lainnya untuk kemudian mengambil sikap atau keputusan.
žHasil pertimbangan dan perbandingan yang dibuat itulah  yang disebut dengan NILAI.
žDalam melakukan Penilaian Subyek dapat menggunakan segala kelengkapan analisis yang ada padanya:
¡  INDERA yang dimilikinya menghasilkan nilai nikmat, dan sebaliknya nilai kesengsaraan
¡  RASIO menghasilkan nilai benar dan salah;
¡  RASA ETESTIS menghasilkan nilai Indah dan tidak indah
¡  IMAN menghasilkan nilai suci dan tidak suci, halal dan haram.
žSesuatu keputusan dapat mengatakan baik atau salah, religius atau tidak religius, dan sebagainya berkaitan dengan unsur –unsur yang ada pada manusia yaitu :
¡  jasmani,
¡  kepercayaan,
¡  cipta,
¡  rasa dan karsa
žMaka sesuatu dapat dikatakan mempunyai nilai, yaitu apabila sesuatu itu :
¡  berguna/bermanfaat,
¡  benar (nilai kebenaran),
¡  indah (nilai aestheis),
¡  baik (nilai moral/etis) dan
¡  religius (nilai keagamaan).
žLoiuis  O Kattsoff membedakan NILAI dalam 2 macam:
¡  Nilai Intristik:
ž  ialah nilai dari segala sesuatu yang sejak semula sudah bernilai, misalnya pisau mengandung kualitas pengirisan di dalamnya.
¡  Nilai Instrumental:
ž  ialah nilai sesuatu karena dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai sesuatu, misalnya pisau dikatakan bernilai instrumentasl bila dapat digunakan si subyek untuk mengiris.
žMenurut Notonegoro nilai dapat dibedakan ke dalam 3 macam:
¡  Nilai Material:
ž  yaitu segala sesuatu yang berguna bai unsur manusia.
¡  Nilai Vital:
ž  yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
¡  Nilai Kerohanian:
ž  yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
žNilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam :
¡  Nilai Kebenaran/Kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio, budi, cipta);
¡  Nilai Keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoel, perasaan, aestheis);
¡  Nilai kebaikan atau Nilai Moral yang bersumber pada nili kehendak/kemauan manusia (will, karsa, ethic).
¡  Nilai Religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak.
Nilai ini bersumber pada kepercayaan manusia/keyakinan manusia.
žPancasila mengandung nilai kerohanian, yakni yang didalamnya terkandung nilai-nilai secara lengkap dan harmonis:
¡  nilai material,
¡  nilai vital,
¡  nilai kebenaran/kenyataan,
¡  nilai aestheis,
¡  nilai ethis/moral maupun nilai religius, seperti yang tampak pada susunan sila-sila Pancasila yang sistematis hierarkis, dimulai dari sila pertama sampai sila kelima.
žDardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara berpasangan sbb:
¡  Nilai Objektif dan Nilai Subjektif:
ž  Nilai Objektif ialah nilai yang dilihat berdasarkan kondisi senyatanya dari obyek tersebut
ž  Nilai Subjektif ialah nilai yang diberikan oleh subyek
¡  Nilai Positif dan Nilai Negatif
ž  Nilai Positif ialah nilai yang bermanfaat bagi kepentingan manusia, baik ditinjau dari sudut kepentingan lahiriah maupun bathiniah, contoh nilai kebaikan, keindahan, kesusilaan.
ž  Nilai Negatif ialah yang merupakan antinomi dari nilai positif. Contoh : Nilai kejahatan, keburukan, ketidaksusilaan.
žDardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara berpasangan sbb:
¡  Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik
ž  Nilai Intrinsik ialah nilai yang berdiri sendiri yang mengandung kualitas tertentu, misalnya suatu tindakan dikatakan sebagai tindakan yang bernilai susila adalah semata-mata karena tindakan itu memang baik.
ž  Nilai Ekstrintrik ialah nilai yang bergantung pada nilai instrintrik dari akibat-akibatnya.
¡  Nilai Transenden dan Nilai Imanen
ž  Nilai Transeden ialah nilai yang melampaui batas-batas pengalaman dan pengetahuan manusia, misalnya nilai ketuhanan, sebagai nilai yang diperoleh melalui pengertian murni, yang mengatasi pengalaman dan rasio manusia.
ž  Nilai Imanen ialah nilai yang terikat dengan pengalaman dan pengetahuan manusia, misalnya mengenai pengetahuan inderawi dan rasio manusia diperoleh rasa asin, manis, luas sempit dsb.
žDardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara berpasangan sbb:
¡  Nilai Dasar dan Nilai Instrumental
ž  Nilai Dasar adalah nilai yang bersifat tetap, yang dipilih sebagai landasan bagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai kenyataan (praktis).
ž  Nilai yang dipilih ini umumnya berhubungan dengan nilai–nilai objektif, Positif, instrinsik dan transeden.
ž  Nilai Instrumental ialah nilai yang merupakan usaha konkretisasi dari nilai dasar.
ž  Nilai ini biasanya telah dituangkan dalam bentuk norma, dan dijadikan dasar  bagi perwujudan suatu praktis.

0 comments:

Posting Komentar